Dirjen Bimas Islam: Penyuluh Harus Bersaing Rebut Otoritas Wibawa di Ruang Publik

 

(Inspirator) Makassar, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas Islam) Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, MA., mengatakan, penyuluh harus bersaing untuk merebut otoritas wibawa d ruang publik, dengan meningkatkan kapasitas, kepercayaan diri, dan berwibawah.

Hal ini dikatakannya, saat menyampaikan arahan di depan para penyuluh agama Islam, se kota Makassar, di aula Kanwil Kemenag Sulsel, Jumat, 5 April 2024, dirangkaikan buka puasa bersama.

Kegiatan yang bertema Optimalisasi Peran Penyuluh Agama Islam dalam Pembangunan Nasional Provinsi Sulsel, turut dihadiri Kakanwil Kemenag Sulsel, H. Muh. Tonang, M.Ag., para kepala bidang, ketua tim bidang Penaiszawa dan Bidang Urais, dan para staf Bidang Penaiszawa.

Kamaruddin Amin yang juga pernah menjabat sebagai Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI, menyebut, dengan kapasitas keilmuan yang dimiliki para penyuluh agama Islam, maka mereka harus tampil memberikan pencerahan dan sebagai perekat di tengah-tengah masyarakat.

“Kapasitas dan kepercayaan diri
yang menjadi sumber otoritas menggiring penyuluh untuk tampil menyampaikan pesan-pesan agama, tentu dengan banyak membaca buku, mempelajari realitas yang ada, dan mampu membaca umat,” tandas Kamaruddin Amin yang juga putra kelahiran Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Penyuluh, lanjut guru besar UIN Alauddin ini, menjadi entitas yang sangat penting, menjadi pembawa misi untuk menyadarkan umat akan pentingnya nilai-nilai agama, menjadi pencerah, bisa memberi solusi atas masalah yang muncul, dan menjadi corong pemerintah dalam menyampaikan dakwah, dan kebijakan-kebijakan yang ada.

Dijelaskan, optimalisasi peran PAI menjadi sangat strategis, karena mereka harus dilibatkan dalam penyuluhan zakat misalnya melalui Baznas, sebab itu perlu komunikasi sebagai mitra, ada program bersama KUA sebagai UPZ, dan sentra pengembangan ekonomi umat (ZIS), bimbingan penyuluhan pranikah, perceparan sertifikasi tanah wakaf, proyeksi KUA untuk layanan keagamaan sesuai kondisi obyektif, lifestile BWI dalam pemberdayaan wakaf uang, termasuk perannya dalam pengembangan tilawatil Qur’an melalui LPTQ, dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran mesjid melalui BKM, dan lainnya.

Kakanwil Kemenag Sulsel, H. Muh. Tonang menyebut, penyuluh dengan berbagai tugas sebagai motivator, dan dinamisator penggerak pembangunan di bidang keagamaan, menjadi penting dan strategis, karenanya ke depan peran penyuluh tetap diharapkan perannya sebagai perekat umat.

Khusus dai 3T (terdepan, terluar dan tertinggal), Kemenag Sulsel, lanjut Muh. Tonang menyambut baik dan berharap ke depan progran ini semakin ditingkatkan, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

“Di bulan Ramadhan ini, penyuluh diharapkan memberikan kontribusi penting, dalam membangun kesadaran umat melaksanakan ibadah,” terang mantan Kabid Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Sulsel ini.