INTI Sulsel-DJP KPP Pratama Makassar Utara Dorong UMKM Go International

Perhimpunan Indonesia Indonesia Tinghoa (INTI) Sulsel bersama Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kantor Pelayan Pajak (KPP) Pratama Makassar Utara mengadakan seminar bertajuk “Bisnis UMKM Go Internasional”, di Makassar Golden Hotel (MGH), Jl Pasar Ikan, Selasa, 1 Oktober 2024.
Sekretaris Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Sulsel, Albertus Yap, menyatakan seminar Bisnis UMKM Go International ini bertujuan untuk menunjukkan peran serta organisasi dalam membangun nasionalisme melalui peningkatan ekonomi.
“Di mana kita kali ini bicara mengenai ekonomi yang dikaitkan dengan pendapatan negara melalui perpajakan,” katanya.
Albertus Yap menekankan pentingnya mengajak pelaku UMKM untuk melihat peluang bisnis di pasar internasional.
“Dengan peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat melalui usaha yang mereka geluti, seperti UMKM, kami ingin membuka wawasan mereka mengenai peluang go international,” ungkapnya.
Menurutnya, banyak potensi, khususnya di sektor komoditas, yang belum tergarap secara maksimal oleh pelaku UMKM di Makassar dan Sulsel.
“Kita punya potensi, khususnya komoditas. Cuma jalannya saja yang belum diketahui. Sehingga melalui seminar ini, kami ingin mendorong UMKM untuk melihat peluang tersebut,” tambah Albertus.
Ia juga berharap dari seminar ini, peserta paling tidak telah merencanakan langkah ke depan untuk tembus di pasar global. “Minimal, mereka mulai bermimpi dan merencanakan. Dari sana, kita berharap di masa depan rencana tersebut bisa diwujudkan,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Makassar Utara, Budi Harjanto, mengatakan, bahwa kegiatan ini sebenarnya program Business Development Service (BDS) yang Seminar Bisnis UMKM Go Internasional dengan menggandeng INTI.
Dia menjelaskan bahwa, seminar ini salah satu tujuannya memberikan wawasan kepada masyarakat, khususnya pengusaha yang tergabung dalam Perhimpuan INTI, terkait pengembangan usaha agar dapat menembus pasar internasional.
Menurut Budi Harjanto, seminar ini penting karena memberikan panduan bagi pelaku UMKM untuk memahami strategi memperluas pasar hingga skala global dari narasumber terpercaya.
Seminar ini juga membagikan informasi krusial terkait proses ekspor dan distribusi produk, termasuk kerja sama dengan lembaga seperti Kantor Pos.
Dalam acara ini, Budi juga menyoroti pelaksanaan Core Tax System yang akan mulai diberlakukan pada 1 Januari 2025. Saat ini, sistem tersebut tengah dalam tahap persiapan dan pengenalan. “Jadi ini juga sekaligus sosialisasi,” katanya.
“Harapan kami, kegiatan ini dapat membantu masyarakat, khususnya wajib pajak, untuk memahami cara mengembangkan usaha mereka. Dengan begitu, dampaknya juga akan terasa pada kontribusi perpajakan yang lebih baik,” jelas Budi Harjanto.
Seminar ini juga menghadirkan pembicara dari Beacukai dan PT Pos Indonesia. Mereka berbagi informasi terkait kemudahan UMKM untuk bisa tembus pasar Internasional.
Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Humas Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel), Cahya Nugraha, menyatakan komitmennya dalam mendorong UMKM untuk memperluas pasar melalui ekspor.
Dia mengatakan, kegiatan ini sangat bagus karena membuka wawasan para pelaku UMKM mengenai peluang ekspor.
Cahya menekankan bahwa pasar ekspor sangat menguntungkan. “Kalau kita menjual produk di Makassar mungkin harganya Rp50 ribu, tetapi jika diekspor, kita bisa menjualnya dalam dolar. Jadi ada potensi keuntungan besar,” tambahnya.
Selain potensi keuntungan, Cahya juga mengingatkan pentingnya memperhatikan tata cara ekspor, mulai dari pengemasan hingga menemukan pembeli (buyer) yang terpercaya di luar negeri. “Kami tidak ingin UMKM tertipu, makanya dalam seminar ini juga dibahas trik-trik agar ekspor lebih aman,” jelasnya.
Salah satu trik yang disarankan adalah mengenai tata cara pembayaran. “Jangan sampai mengirim barang tanpa uang muka (DP). DP sebaiknya mencakup biaya bahan baku atau harga pokok penjualan agar pelaku usaha tidak dirugikan,” kata Cahya.