Rupiah Melemah dalam Sepekan Akibat Investasi Yang Tidak Menentu

filter: 0; jpegRotation: 90; fileterIntensity: 0.000000; filterMask: 0;

(Inspirator-rakyat) – Nilai tukar (kurs) rupiah pada sepekan perdagangan 28 Oktober-1 November 2024 bergerak melemah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip data Bloomberg, Sabtu (2/11/2024), rupiah spot pekan ini ditutup melemah 0,54 persen pada level Rp15.732 per dolar AS dibandingkan penutupan di awal pekan lalu di Rp15.647 per dolar AS.

Sementara itu, rupiah di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) melemah 0,60 persen ke Rp15.723 per dolar AS dalam sepekan, dari posisi akhir pekan lalu yang ada di Rp16.629 per dolar AS.

Pelemahan rupiah diprediksi masih berlanjut seiring sikap wait and see investor terhadap pemerintahan Prabowo Subianto. Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menyebut ada beberapa sentimen yang mempengaruhi mata uang garuda sepanjang pekan ini.

Untuk sentimen eksternal masih ada laporan data ekonomi AS juga pemilu yang masih berlangsung. Selain itu, The Fed diprediksi masih akan menurunkan suku bunga didorong data inflasi.

Dari sentimen internal, Indonesia berhasil mengakhiri tren deflasi selama lima bulan berturut-turut. Secara bulanan, inflasi pada Oktober tercatat 0,08 persen.

“Meski demikian, terdapat sejumlah ekonom yang tergabung dalam konsensus tersebut meramalkan deflasi masih akan terjadi,” kata Ibrahim.

Ibrahim memprediksi rupiah bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.720 – Rp15.790 per dolar AS pada perdagangan pekan depan.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing keluar bersih di pasar keuangan domestik mencapai Rp4,86 triliun selama periode transaksi 28-31 Oktober 2024.

BI juga mencatat Rupiah di awal perdagangan Jumat (1/11) dibuka pada level Rp15.685 per dolar AS, menguat daripada penutupan perdagangan Kamis (31/10/2024) yang sebesar Rp15.690 per dolar AS. Indeks dolar AS melemah ke level 103,98 di akhir perdagangan Kamis (31/10/2024).

(FR)