Dampak data Inflasi AS terhadap pasar

(Inspirasi)-Pertama, data CPI AS untuk bulan Desember yg dirilis kmrn malam menunjukkan hasil yg relatif moderat, memberikan pasar kepercayaan lebih terhadap tren penurunan inflasi, peluang kebijakan yg lebih longgar, dan performa aset berisiko.

Dari data tersebut, terlihat bahwa selama 12 bulan terakhir, harga barang di AS naik sebesar 2.9%, sesuai dengan ekspektasi pasar. Namun, yg lebih penting adalah bahwa inflasi utama (CPI core), yg menghapus fluktuasi harga makanan dan energi, mencatatkan kenaikan bulanan dan tahunan yg lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
[16/1 20.45] Inspirasi: Hasil ini secara signifikan meningkatkan harapan investor terhadap kemungkinan penurunan suku bunga yg lebih lanjut di AS. Sementara itu, yield obligasi AS tenor 10 tahun turun 0.13% menjadi 4.653%, mencatat penurunan harian terbesar sejak Desember, setelah sebelumnya mengalami kenaikan yg besar. Penurunan yield ini diinterpretasikan sebagai sinyal beli untuk pasar saham.

Didorong oleh data positif ini, indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq Composite mencatat kenaikan harian terbesar sejak rebound pasca pemilu pada 6 November tahun lalu. Data ini memberikan dorongan yg signifikan bagi aset risiko dan memicu optimisme pasar yg lebih besar.
[16/1 20.45] Inspirasi: Apakah sentimen positif yg muncul kali ini hanya akan mendorong kenaikan pasar saham AS? Sebetulnya, berdasarkan pengalaman beberapa tahun terakhir, saat data ekonomi yg melampaui ekspektasi atau ada perubahan dalam proyeksi suku bunga, pasar lainnya seperti emas dan Bitcoin juga biasanya mendapatkan manfaat yg signifikan.

Kita semua tau bahwa perlambatan inflasi dan kenaikan CPI utama yg lebih rendah dari perkiraan sering kali diartikan sebagai sinyal bahwa The Fed tidak perlu terus menaikkan suku bunga. Lebih jauh lagi, jika data tetap moderat selama beberapa bulan ke depan, ada kemungkinan kebijakan moneter dilonggarkan lebih awal atau bahkan suku bunga diturunkan.